Pendidikan Agama Islam dan Media Pembelajaran Modern

Pendidikan agama Islam
Jaman dan teknologi yang berkembang sangat pesat selain memberikan dampak positif menjadi lebih mudahnya kehidupan manusia dengan berbagai penemuan baru rupanya juga menimbulkan efek negatif yang tidak sedikit. Misalnya, anak-anak usia sekolah lebih banyak memanfaatkan internet untuk bermain game, membuka media sosial, atau bahkan mengunjungi situs dewasa. Padahal, media internet bisa menjadi salah satu alternatif yang bermanfaat untuk mendukung program pendidikan agama islam.

Pendidikan agama Islam modern di Indonesia

Sebagian orang tua rupanya ragu untuk mendaftarkan putra-putrinya ke sekolah agama karena khawatir kelak mereka tidak dapat bersaing dalam taraf pendidikan yang lebih tinggi. Mengapa? Karena pendidikan Islam selama ini cenderung diasosikan dengan teknologi papan tulis hitam plus kapus tulis dan buta teknologi. Benarkah demikian? Jawabannya tentu saja tidak. Pendidikan Islam bukan lagi dominasi pondok pesantren tradisional yang terisolasi di daerah-daerah terpencil.

Faktanya, sekarang ini sudah banyak sekali sekolah Islam modern yang menggabungkan kurikulum berbasis pendidikan agama Islam dan kurikulum umum secara seimbang, sehingga selain membentuk putra-putri Anda menjadi insan-insan cendekia tetapi juga memiliki fondasi agama yang kuat. Bahkan, trend sekolah Islam Terpadu (IT) mulai mendominasi sekolah-sekolah swasta modern.
   
Teknologi Informasi dan Media Pembelajaran Islam

Sudah saatnya teknologi informasi dimanfaatkan untuk mendukung pendidikan Islam di Indonesia. Pendidikan agama Islam bukan lagi semata-semata didominasi oleh buku-buku tebal. Saat ini, media buku digital sudah tersedia untuk membuat proses pengajaran lebih menyenangkan. Zaman sekarang, siswa lebih tertarik dengan hal-hal yang berbau teknologi. Selain itu, proses pembelajaran menggunakan media digital lebih hemat biaya. Siswa bisa belajar jarak jauh menggunakan media audio-video, televisi, komputer, dan bahkan internet.

Dengan memanfaatkan teknologi komunikasi dan informasi, proses pendidikan agam Islam tidak lagi berjalan satu arah, di mana guru menjadi satu-satunya sumber ilmu pengetahuan yang diterima secara pasif oleh siswa. Media digital memungkinkan siswa untuk belajar secara mandiri, mengembangkan kreativitasnya, dan mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaannya. Dalam hal ini, fungsi guru lebih sebagai fasilitator untuk mengarahkan proses pembelajaran.